Nejimaki Seirei Senki-Tenkyou no Alderamin Vol 1 - Prolog Bahasa Indonesia
Posted by Unknown
Posted on 09.56
with No comments
Proyek petama saya untuk menerjemahkan Light Novel Nejimaki Seirei Senki-Tenkyou no Alderamin, maaf kalu masih banyak terdapat kekurangan disana-sini.
--------------------
Prolog
--------------------
"Kupikir, Mungkin terdapat dua jenis jenius ---"
Bajin berpikir sambil menuruni tangga yang rusak, melewati tiga langkah dalam sekali gerak.
Jenis pahlawan yang muncul karena keadaan zaman, dan jenis pahlawan eksentrik yang spontan bermunculan tidak peduli akan hal seperti itu. Keduanya tidak ada yang lebih yang lebih baik maupun lebih buruk satu sama lain. Tapi bagi Bajin yang hanya dapat mengatakannya berdasarkanya pengalaman dirinya adalah, kebanyakan orang-orang menghabiskan waktu dengan yang terakhir dan menjadikannya biasa.
"Profesor aku datang"
Kemudian berlanjut dengan tendangan kuat yang yang menghancurkan pintu, dirinya di sambut dengan udara pengap seperti biasanya dari laboratorium bawa tanah sata memasuki ruangan.Tulisan kertas memo, tumpukan bahan percobaan, dan hal-hal lainya berserakan di lantai sehingaga hampir tidak tempak untuk kaki seseorang.
"A-Apa-apaan ini?! Astaga ... kupikir aku telah membersihkannya kemarin ..."
Bajin mendesah sambil berpikir namun dengan cepat kembali dan mulai berjalan, menghindari objek yang berserakan. Apakah memang hal-hal ini penting? Bagaimanapun, sebagian besar hal-hal yang ada diruangan ini akan dibiarkan begitu saja karenanya.
"Profesor! Tolong jawab aku, Profesor Anarai!"
Ketika ia meninggikan suaranya, sesuatu bergerak di bagian paling dalam dari ruangan yang berantakan. Seorang pria tua kecil menegakkan tubuhnya, dan dengan lampu di salah satu tangannya, ia muncul dengan menganakn jas putihnya yang tampak kotor karena cat.
"Jangan berteriak, Bajin, aku hampir menyelesaikan sentuhan terakhir,kau tahu."
Sebuah kuas cat yang telah dicelup warna kuning berada di tangan kanan pria tua ini, Bajin menarik alisnya bersma-sama.
"Sentuhan yang anda katakan ... Sebenarnya apa yang anda lakukan dengan memabawa alat lukis?"
"Umm, ingin melihatnya? Meskipun permukaannya masih belum kering"
Ketika ia mengikuti Anarai masuk ruangan lebih dalam, terdapat empat boneka berjejer dengan masing-masing berwarna merah, biru, hijau, dan kuning. Meskipun kau bisa mengatakannya humanoid, merieka hanya setinggi lutut Bajin dengan kepala besar dan kaki kecil. Dapat dikatakan, tubuh mereka menyerupai orang cacat dengan tubuh hanya setaengah dari kepala mereka.[TL. Humanoid, sosok tubuh yang menyerupai manusia]
Tetapi umumnya, orang tidsk akan menyebut mereka humanoids. Karena, walaupun makhluk-makhluk ini memilki bentuk seperti ini adalah sesuatu yang berbeda dengan manusia, mereka dengan alami berada di samping manusia, Mereka disebut ---,
"--? Empat roh-roh agung ..... benar"
"Itu benar. Prototype 'roh buatan' yang dibuat oleh Anarai Khan"
Didorong oleh Anarai, yang menjawab dengan puas, Bajin berbalik dan melihat boneka dari sisi kanan, untuk memulai, yang pertama ... adalah boneka yang dicat hijau. Pada perutnya, terdapat lubang bundar yang meniru "terowongan udara" yang terbuka lebar. Tersa angin berhembus dari dalamnya.
" Ini pasti roh angin bukan? Kekuatannya ..."
Ketika Bajin membungkuk dan mengintip ke dalam lubang, terdapat enam bilah baling-baling yang berputar dan menciptakan angin, dan lebih dalam lagi di sisi yang berlawanan, ia dapat mempastikan hewan kecil yang terus berlari pada roda hamster yang terhubung dengan baling-baling. Jika kau mendengarkan dengan seksama, hewan yang membuat suara mencicit...
"... Apakah seekor tikus ... ?"
"Di sekitar sini, dan selain itu, Makhluk yang dapat menjadi sumber listrik, tidak ada calon lain yang cocok."
"Jadi kita adalah kelompok yang secara pribadi mempercayakan segalanya pada tikus?"
Balas Bajin, mengungkapkan kekecewaanya kepada si pembuat, dan mengalihkan perhatiannya ke depan "roh buatan".
"Ini berwarna biru, pastilah roh air ... aku mengerti, cairan akan keluar dari 'moncong' pada tubuhnya, kan?"
"Bagian kepala dan tubuh menggunakan sistem buka tutup. Kau dapat dan membukanya dan melihat ke dalam."
Seperti yang dikatan oleh Anarai, ketika kau melihat bagian dalam 'roh air', pertam akan terdapat tangki air kecil di dalam kepala. Didalam tangki air terdapat batu kerikil yang berlapis mulai dari yang kasar smpai seukuran pasir, dan air berkumpul diatasnya. Tidak hanya saringan air jernih dari kertas penyaring yang tersebar di bagian paling bawah tangki air, air kemudian masuk ke dalam pipa dan diarahkan ke bagian yang menyerupai kran, yang dapt disebut "moncong air" jika itu memmang Roh air asli.
"Ini pasti itu, yang telah lam profesor buat, 'mekanisme penyaringan', bukan?"
"Betul. Dengan pengaturan ini, kotoran dapat disaring dari air berlumpur, dan kita akn dapt memperoleh air yang bersih."
Bajin mencicipi air di dalam cangkir dari bawah keran dan menggerutkan ali.
"...Profesor. Air ini, tetap sangat berbau lumpur."
"Seharusnya tidak menjadi masalh utuk diminum, tetapi tampaknya terdapat masalah pada kertas penyaring dan kepadatan serat."
Selagi terkagum pada Anarai, yang berbicara santai, Bajin mengalihkan tatapannya pada roh di sebelahnya. Selain warna, terdapat poin yang berbeda dengan ketiganya, dan ada topi yang dikenakan di atas tangannya yang terangkat seolah melakukan banzai.
"Yang berikutnya adalah roh api ... sehingga diharapkan api akan keluar dari 'ruang api' di tangannya?"
"Umm, coba dilihat."
Saat ia melepas topi bulat yang menutupi tangan, Anarai dengan lancar mengambil batu api dari saku jas lab dan menggeseknya pada 'roh api'. Sangat cepat ia bertanya-tanya apakah bunga api yang dihasilkan ketika batu api bergesekan, kekuatan api meluas dengan besar dan membakar udara.
"Ahh! itu sangat berbahaya!"
"Di dalm 'roh api', minyak disuling dan dikumpulkan dengan kualitas tinggi. Seperti yang kau tahu, ketika kau mengabaikan zat yang disebut minyak, perlahan-lahan akan menguap. Minyak menguap dari dari lubang yang terbuka di tangannya, jadi aku menyimpulkan sesuati di dalam topi akn menyalakn api, itulah alasannya."
"Daripada menjelaskan, tolong pertimbangkan baik dan buruknya dengan mencoba di dalm ruangan tertutup dengan barang-barabg yang mudah terbakar."
Selagi spontan menyibak mantelnya yang sedikit terbakar. Bajin melihat 'roh buatan' yang terakhir dengan mata berair. Sama seperti roh angin tadi, terdapat lubang terbuka di tengah perutnya, dan cahaya redup misterius terlihat dari sana, yang tertutup dengan kaca.
"Sebuah 'rongga cahaya' ditubuhnya ... pastilah roh cahaya,kan? Tapi cahaya ini, sedikit ..."
Ketika Bajin, merasa ingin tahu, membawa wajahnya mendekat dan mengintip bagian dalam lubang, da balik sisi dari tutup kaca tipis, bayangan hitam yang tak terhitung jumlahnya sibuk menggeliat. Begitu ia menyadari yang sebenarnya, seluruh tubuh Bajin merinding dan ia menarik kembali tubuhnya.
"Bukankah ini, serangga cahaya? suara yang kotor, dimana anda mendapatkannya sebanyak ini!?"
"Apa yang kau maksud dengan suara kotor! Sebelum menjadi merasa jijik, jika kau memang asistenku, lihatlah manfaatnya. Serangga ini, kau mengerti, adalah bukti yang mengajarkan kita bahwa cahaya berteman dengan api dan 'suhu yang besar' yang bukan hanya hak istimewa bagi roh cahaya hidup."
"T-tidak, itu mungkin benar, tapi ..."
Berusaha untuk menghapus bayabgan serangga di matanya, Bajin memandang wajah gurunya, yang lebih pendek dari dirinya.
"...Profesor. jujur, kali ini saya masih belum sepenuhnya paham."
"Uh huh ..."
"Tujuan dari anda membuat 'roh buatan'. Saya mengerti anda telah meneliti dan mengamati dalam waktu lama, tapi mengapa membuat barang imitasi konyol? Saya tidak dapat memikirkan apapun selain dengan sembrono memprovokasi Gereja. Jangan bilang bahwa anda benar-benar berpikir bahwa anda bis memproduksi masal keberadaan roh."
"Kau juga, berpikir bahwa itu mustahil, bukan?"
"Itu sulit bukan? Pada saa ini, kita bahkan belum bisa menghasilkan satupun."
Tanpa menyangkal pendapat yang keras, Anarai menutup keempat prototipe yang telah di buat. Dia tidak dapat mengukur pikiran orang tua yang bijak, tapiu saat ini Bajin tidak punya waktu untuk sembarangan menebaknya.
Tanpa berkata apa-apa, Bajin berpaling ke Anarai dan menyerahkan kertas yang telah ia pegang dari tadi.
"... apa ini?"
"Anda pastinya memiliki ide yang salah: itu adalah peringatan terakhir dari Gereja Alderah! Waktu sangat berharga jadi saya akan menyingkat isinya untuk anda ... Untuk Anarai Kahn, penghujat Tuhan. Meskipun peringatan telah diberikan berulang kali, bidang penelitian sampai sekarang sangat selaras dengan kehendak Tuhan, perilaku tersebut telah sangat jauh dari kesabaran Tuhan. Tengah hari tiga hari dari sekarang, bawa semua hasil kejahan anda serahkan diri ke kuil. Jika menolak, di waktu berikutnya, maka hukuman berat karena telah melakukan bid'ah akan diberikan ..."
Mendengar Bajin membacanya, Anarai berdehem dan tertawa sinis.
"Sekali lagi penghujat Tuhan, aku tampakya tidak disukai oleh orang-orang Gereja .... jadi kita harus bertanggung jawab atas hasil penelitian disini dan dalam waktu tiga hari pergi ke kuil untuk meminta pengampunan?"
"Itula maksudnya. Kita sampai sekarang telah diberi peringatan beberapa kali, tapi kali ini tingkatnya jelas berbeda. Tidak usah menyebutkan tiga hari, bahkan mungkin besok, prajurit dari bagian interograsi bid'ah akan mengetuk pintu ini."
"Kalau mereka serius, itu mungkin. kita pernah kehilangan pelanggan yang beruntung dapat diselamatkan dari hukuman mati."
"Ini bukan masalah orang lain, anda mengerti .... sampai sekarang, bahkan saya, seorang rendahan 'Murid dari Anarai' dari awal telah memutuskan untuk mengikuti anda sampai neraka, tapi ... Profesor,apa yang akan anda lakukan mulai dari sekarang?"
Asistennya bertanya dengan nada serius, Anarai membuat napas mendesah dan melihat bagian dalam ruangan.
"... Segala tempat di dunia ini telah menjadi mata Tuhan yang bersinar. Tidak puas dengan segala sesuatu di Bumi, satu per satu, isi dan kata telah memasuki hati orang-orang, bahwa Tuhan akan menjaga kita dari buku langit ..."
"..."
"Memang tidak nyaman, bagi orang-orang yang memasuki ruangan ini ... berjamur dan gelap, namun tempat suci tersayang kami, setidaknya kita dapat berharap, "Aku ingin melupakan Tuhan, bahkan hanya saat meneliti. Sekarang kita mendapatkan murka Tuhan di depan kami, seperti lilin diman angin bertiup?"
"Saya akan menebak niat anda, tentang theologi gereja, tidak mengerti 'ilmu', namun anda menjelaskanya. 'Untuk semua yayasan logis, Tuhan harus ada' ... Dengan hanya membabi buta percaya kepada orang-orang dengan perintah dari Teologi Alderah, anda tidak dapat tegas mengakui kebenaran sejati dari penelitian."
"Benar, 'ilmu' ... pelajaran bagi orang yang meratapi bimbingan tuhan. ini dan itu, itulah mengapa kita belajar disini."
Saat Anarai semangat berargumen, bel menjuntai dari bawah terdengar suara peringatan. Setelah itu, pintu besi yang memisahkan ruangan berdrit dengan ketukan kasar. Keduanya menegang dan saling bertukar pandang.
" ... Jadi mereka datang tanpa menunggu sehari pun setelah mereka mengirimkan peringatan, seperti yang kita antisipasi, apakah mereka menjadi terlalu marah?"
Mengerutu dengan suara kagum, Anarai membalik tubuhnya dan berjalan ke arah mejanya sendiri. Di sana, ia mengambil jeda singkat, berubah pikiran, dan tiba-tiba mulai merapikan.
"--Bajin. Kita berhenti dengan percobaan ini, Kita tinggalkan saja, tidak usah memikirkan akan data. Hasil yang telah kita dapatkan cukup disimpan dalam pikiran kita, Belajar tidak perlu memilih lokasi untuk memulainya. Apa yang akan kita lakukan berikutnya, ayo kita melarikan diri dengan cerdik dari mata Tuhan sebanyak yang kita bisa."
"B-baik! ... Tapi Profesor, apakah anda tidak memiliki rencana apapun? Tidak peduli kemana pun kita lari kedalam negara--Kekaisaran Katjavarna, bukankah orang gereja kan mengejar terus-menerus?"
"Aku hanya mengatakan bahwa belajar tidak pilih-pilih tentang lokasinya, tetapi tidak harus di kekaisaran. Negara tetangga Republik Kioka memilki kapasitas yang baik dan menerima orang-orang seperti kitta."
"Kioka ... !? Mereka sedang berada ditengah perang dengan kita! Apakah kita memiliki koneksi untuk mencari suaka?"
"Bahkan disana terdapat sejumlah besar 'murid ku'. Menggunakan koneksiku sejauh ini, aku telah membangun negosiasi. Gunakan Tongkatmu sebelum dirimu tesandung, bukan? ... sekarang, dimana teman roh apimu?"
"B-benar. Membakar semua sampah di sekitar sekarang, tapi ... "
"Buatlah api di tungku dan atur waktunya. Aku benci penelitian kita disita oleh orang-orang yang berpikiran sempit. Aku memintamu pergi ke depan dan menyalakan api. permintaan berat yang ku minta padamu."
Memilih menerima instruksi, Bajin bergegas keluar dari pintu belakang dan dengan buru-buru menaiki tangga menuju ke atas.
Setelah melihat angka mulai berubah, Anarai kembali melihat ke mejanya senderi dan mengambil sejumlah besar kertas dengan hati-hati membukanya.
"Catatan pembicaraanku dengan muridku, yang tersebar di seluruh dunia ... Jika memang wajar, aku kan mengambil ini untuk Kioka. Tapi dengan jumlah ini, aku berpikir ini akan sulit..."
Dengan matanya ia menatap beberapa surat, dan menggumamkan nama pengirimnya satu per satu, Anarai perlahan menaiki tangga. Untu saat ini, dia tidak peduli dengan pengejar yang semakin mendekat. Bagi anjing tua, mereka hampir mirip dengan surat yang dikirimkan oleh putra dan putri yang tersebar jauh.
"Yorga tidak terlalu kuat dalam Aritmatika, Milvakiah adalah seorang pecinta logika ekstrim, Nazuna adalah salah satu yang menyederhanakan dan menjelaskan argumen yang sulitm dan hanya ingin menjadi asisten, IKTA adalah ..."
Saat nama itu keluar dari mulutnya, suara yang sdikit lemah bercerita. Daripad nostalgia, atau sesuatu yang istimewa mengenai pemilik nama tersebut, memori nyeri meliputi Anarai.
"IKTA Solork, tanpa keinginan mengikuti metode yang ku anjurkan, memiliki filsafat yang aneh. Dia adalah anak yang sensitif mirip denganmu, Bada. Kau memiliki kebanggaan yang terkubur dalam bayang-bayang."
Saat ia selesai menaiki tangga, ketika ia membuka jendela besi yang terpasang pada dinding bata, sebuah tungku pembakaran yang sudah menyala. Menghilangkan sedikit keraguan, kemudian melemparkan setumpuk kertas ke dalamnya. Anarai, berdiri dengan ekspresi serius, memandangi beberapa kenangan yang kembali dalam abu.
"Sampai keaadaan menjadi stabil, ini adalah perpisahan singkat. Segera kita akan bertemu kembali. Lain kali, aku berdoa, di tengah-tengah padang gurun penalran yang tidak dapat dicapai ole mata Tuhan."
Ketika ia selesai melakukan melakukan perpisahan, Anarai menutup jendela pembakaran, membalikkan kakikanya, dan tidak melihat kembali untuk kedua kalinya.
Tahun 904 Era Kekaisaran Anarai Kahn, "Ilmuwan" dari awal sejarah, keluar dari Kekaisaran Katjavarna dengan satu asisten. Setelah itu, melakukan penelitian di tempat tujuan suaka, Republik Kioka.
----------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca, silahkan berikan kritik dan sarannya.
0 komentar:
Posting Komentar